PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI
Oleh :
Husna Nur Dinni
A. Pendahuluan
Matematika merupakan mata pelajaran yang membekali
peserta didik dengan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.
Adapun tujuan pendidikan matematika sebagaimana yang terdapat di dalam
kurikulum KTSP mata pelajaran matematika (dalam Depdiknas, 2006), yaitu agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1 . Memahami,
mengaitkan, menjelaskan dan mengaplikasikan konsep matematika secara luwes,
akurat, efisien dan tepat.
2 . Menggunakan
penalaran.
3 . Memecahkan
masalah, merancang, dan menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang
diperoleh.
4 . Mengkomunikasikan
solusi yang diperoleh dengan simbol, tabel, diagram atau media lain.
5 . Memiliki
sifat menghargai ( rasa ingin tahu, perhatian, minat dan sikap ulet serta
percaya diri) kegunaan matematika dalam kehidupan.
Untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut, maka dituntut profesionalisme guru dalam
mendesain ( merancang ) pembelajaran matematika serta melaksanakan pembelajaran
tersebut dengan metode atau pendekatan yang mampu membelajarkan siswa. Dimana
siswa sebagai subjek belajar bukan lagi sebagai objek belajar.
Pendidikan Matematika
Realistik Indonesia (PMRI) merupakan salah satu alternatif pendekatan
pembelajaran yang dapat digunakan oleh para guru matematika dalam mengembangkan
kemampuan siswa berpikir, bernalar, komunikasi, dan pemecahan masalah baik
dalam pelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan pembelajaran
PMRI memberikan peluang pada siswa untuk aktif mengonstruksi pengetahuan
matematika. Dalam menyelesaikan suatu masalah yang dimulai dari masalah-masalah
yang dapat dibayangkan oleh siswa, siswa diberi kebebasan menemukan strategi
sendiri, dan secara perlahan-lahan guru membimbing siswa menyelesaikan masalah
tersebut secara matematis formal melalui matematisasi horisontal dan vertikal.
B.
Teori
Ø Karakteristik
PMRI
1. Menggunakan
masalah kontekstual, yaitu
matematika dipandang sebagai kegiatan sehari-hari manusia, sehingga memecahkan
masalah kehidupan yang dihadapi atau dialami oleh siswa (masalah kontekstual
yang realistik bagi siswa) merupakan bagian yang sangat penting.
2. Menggunakan
model, yaitu belajar matematika berarti
bekerja dengan matematika (alat matematis hasil matematisasi horisontal).
3. Menggunakan
hasil dan kostruksi siswa sendiri, yaitu siswa
diberi kesempatan untuk menemukan konsep-konsep matematis di bawah bimbingan
guru.
4. Pembelajaran
terfokus pada siswa.
5. Terjadi
interaksi antara murid dan guru, yaitu
aktivitas belajar meliputi kegiatan memecahkan masalah kontekstual yang
realistik, mengorganisasikan pengalaman matematis, dan mendiskusikan
hasil-hasil pemecahan masalah tersebut. (Suryanto dan Sugiman, 2003 : 6)
Ø Prinsip-prinsip
RME
1.
Guided
Re-invention atau Menemukan Kembali.
Memberikan kesempatan bagi siswa
untuk melakukan matematisasi dengan masalah kontekstual yang realistik bagi
siswa dengan bantuan dari guru. Siswa didorong atau ditantang untuk aktif
bekerja bahkan diharapkan dapat mengontruksi atau membangun sendiri pengetahuan
yang akan diperolehnya.
2. Didactical Phenomenology atau
Fenomena.
Pembelajaran matematika yang
cenderung berorientasi kepada memberi informasi atau memberitahu siswa dan
memakai matematika yang sudah siap pakai untuk memecahkan masalah, diubah
dengan menjadikan masalah sebagai sarana utama untuk mengawali pembelajaran
sehingga memungkinkan siswa dengan caranya sendiri mencoba memecahkannya. Dalam
memecahkan maslah tersebut, siswa diharapkan dapat melangkah ke arah matematisasi
horisontal dan matematisasi vertikal.
3. Self-developed Models atau model
dibangun sendiri.
Pada waktu siswa mengerjakan
masalah kontekstual, siswa mengembangkan suatu model. Model ini diharapkan
dibangun sendiri oleh siswa, baik dalam proses matematisasi horisontal ataupun
vertikal. Kebebasan yang diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara
mandiri atau kelompok, dengan sendirinya akan memungkinkan munculnya berbagai
model pemecahan masalah buatan siswa.
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / 1
Alokasi waktu :
2 x 40 Menit
A. Standar
Kompetensi : Memahami sifat-sifat
operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi
Dasar : Melakukan operasi hitung
bilangan bulat dan pecahan.
C. Indikator :
1. Menghitung
hasil penjumlahan bilangan bulat.
2. Menghitung
hasil pengurangan bilangan bulat.
D. Tujuan
Pembelajaran :
1. Siswa
dapat menyelesaikan operasi penjumlahan pada bilangan bulat.
2. Siswa
dapat menyelesaikan operasi pengurangan pada bilangan bulat.
E. Materi
Pelajaran :
Operasi
bilangn bulat.
-
Penjumlahan
a. Jika kedua bilangan bertanda sama, jumlahkan kedua
bilangan tersebut dan hasilnya diberi tanda sama dengan tanda kedua bilangan
tersebut
Contoh : 6 + 9 = 15
(-6) + (-9) = -15
-a + (-b) = - (a+b)
b. Jika kedua bilangan berlawanan tanda (satu positif dan satu negatif), maka
tanpa memperhatikan tandanya, hitunglah selisih kedua bilangan
tersebut.Kemudian bandingkan kedua bilangan tersebut, mana yang lebih besar,
maka benlah tanda sama dengan bilangan yang lebih besar. Contoh :
-7+2 = -5
5 + (-3) = 2
-
Pengurangan
Pada dasarnya setiap operasi pengurangan dapat diubah
menjadi operasi penjumlahan.
Contoh:
-9 – 4 = -9+ (-4) = -13
15 – 7 = 15 +
(-7) = 8
4 – (-3) = 4 +
3 = 7
F. Pendekatan /
Metode Pembelajaran :
Pendekatan
pembelajaran : PMRI
Metode
Pembelajaran : tanya jawab,
diskusi, dan tugas
G. Langkah –
langkah kegiatan pembelajaran :
1.
Pendahuluan
-
Mengingatkan kembali materi operasi hitung pada
bilangan cacah ( materi prasyarat) yang pernah siswa pelajari ketika berada
disekolah dasar dan mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi
prasayarat.
-
Menginformasikan tujuan pembelajaran.
-
Memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
-
Memberikan konteks baris-berbaris yang sering
dilakukan siswa.
2.
Kegiatan Inti
Ø Eksplorasi :
-
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5-6
orang
-
Guru memberikan LKS pada setiap kelompok dan
mengarahkan kegiatan pada LKS.
-
Contoh soal pada LKS : Hitunglah -3+4 ?
-
Siswa melakukan kegiatan baris-berbaris untuk
menentukan letak bilangan -3 dan 4 dalam garis bilangan ( dalam barisan siswa
).
-
Siswa melakukan gerakan maju mundur dimulai dari nol.
-
Guru memantau kegiatan setiap kelompok.
Ø Elaborasi :
-
Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok mereka kepada kelompok lain dan kelompok lain menanggapi, maka terjadi
interaksi antar siswa.
-
Siswa menjawab soal-soal yang ada pada LKS.
Ø Konfirmasi :
-
Siswa menyimpulkan hasil kerja mereka.
-
Guru melakukan pemeriksaan pada hasil kerja mereka.
-
Guru bertanya tentang hal-hal yang belum siswa pahami.
-
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan hasil
kerja siswa pada LKS.
3.
Akhir Kegiatan
-
Siswa menyimpulkan pelajaran berdasarkan permasalahan yang
telah mereka kerjakan.
-
Guru merefleksi pembelajaran yang baru saja
dilaksanakan.
-
Guru memberi soal-soal pekerjaan rumah.
H. Alat /
sumber belajar :
Alat : LKS
Sumber belajar : Buku Paket Matematika Kelas VII
Penerbit Erlangga.
I. Penilaian :
Teknik : Tes Tertulis
Bentuk : Uraian
KETERKAITAN DENGAN
KELIMA KARAKTERISTIK RME :
1. Menggunakan
konteks
Konteks yang digunakan pada
materi bilangan bulat ini yaitu permainan maju mundur dengan memberikan
beberapa kesepakatan awal.. Penggunaan konteks ini bertujuan untuk memudahkan
siswa dalam mengkonstruksi konsep matematika tentang operasi bilangan bulat
(penjumlahan dan pengurangan).
2. Menggunakan
model
Model yang digunakan yaitu
berupa gambar-gambar. Istilah model merupakan model situasi yang dikenal
siswa melalui proses generalisasi dan formalisasi yang nantinya menjadi satu
kesatuan tersendiri menjadi model matematika.
3. Menggunakan
kontribusi siswa
Siswa pada pembelajaran ini
diberikan kesempatan untuk berpikir, berdiskusi, menemukan sendiri cara untuk
menyelesaikan permasalahan konteks yang diberikan, kemudian mengkomunikasikan
jawabannya.
4. Interaktivitas
Proses pembelajaran terjadi
dengan adanya komunikasi antara siswa dengan siswa, serta siswa dengan guru
melalui diskusi kelompok maupun diskusi kelas.
5. Terintegrasi
dengan topik pembelajaran lainnya
Topik yang diberikan kepada siswa
sangat berkaitan dengan topik materi lainnya.
KETERKAITAN DENGAN PRINSIP-PRINSIP RME :
1. Melalui
permasalahan konteks, siswa diberi kesempatan untuk melakukan matematisasi.
Siswa mengkonstruk sendiri konsep matematika dengan bimbingan dari guru.
2. Topik-topik
matematika disajikan dengan menggunakan situasi masalah yang riil bagi siswa
yang akan mengarahkannya dari matematika informal menuju ke matematika formal.
3. Model-model
yang digunakan oleh siswa akan menjadi jembatan bagi mereka dari matematika
informal menuju matematika formal.
0 komentar:
Posting Komentar